Rabu, 14 Mei 2025
Koran Jogja

Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan Tanpa Ogoh-ogoh

 

Sleman, Koran Jogja – Ritual Upacara Tawur Agung Kesanga sebagai rangkaian menyambut hari raya Nyepi digelar di plataran Candi Prambanan, Yogyakarta, Sabtu(13/3).

Perayaan yang mengangkat tema ‘Memayu Hayuning Bhuwana dan Meningkatkan Harmoni Menuju Indonesia Sehat’ ini mengajak umat untuk refleksi terhadap kondisi saat ini dan membangun kehidupan yang lebih baik lagi.

“Marimomentum ini kita gunakan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh bangsa Indonesia diberi kekuatan. Momen ini bisa digunakan untuk membangun kehidupan yang baru, kehidupan yang lebih baik untuk menghadapi tantangan di era pandemi ini,” ujar Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dalam sambutannya pada upacara tersebut.

Upacara Tawur Agung dilaksanakan sebagai proses penyucian manusia dapat hidup selaras dengan alam semesta dan melestarikan keharmonisan dengan alam.

Biasanya, Ritual Tawur Agung diisi oleh beragam kegiatan seperti tari Ogoh-ogoh dan pentas tari budaya. Tahun ini, ritual jelang Nyepi ini diselenggarakan secara sederhana dan penuh khidmat.

“Untuk perayaan kali ini kami memang membatasi jumlah orang yang datang langsung. Paling banyak memang di Prambanan dengan jumlah 100 peserta. Di tempat lain hanya 50 orang. Kami mengikuti apa yang dianjurkan pemerintah demi ikut serta menurunkan kurva pandemi,” ujar Ketua Panitia Nyepi 1 Saka 1943 I Wayan T Artama.

Tawur Agung Kesanga terdiri dari beberapa prosesi, seperti prosesi Mendak Tirta alias menjemput air suci. Dalam ritual ini, para umat beriringan mengarak umbul-umbul, berbagai persembahan dan gamelan menuju ke Candi Siwa.

Setelah itu, rombongan berjalan mengelilingi Candi Dewa Siwa sebanyak tiga kali searah jarum jam. Prosesi Pradaksina kali ini berjalan dalam suasana yang khusyuk mengingat peserta dalam jumlah terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Setelah itu, rombongan pembawa Tirta disambut dengan tari penyambut Tirta yang bertajuk Tari Rejang Dewa. Tari klasik ini merupakan tari yang mengiringi tirta Tawur Kesangayang nantinya menjadi medium penyucian peserta upacara.

Dalam momen ini, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) Edy Setijono mengajak seluruh peserta agar lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan, terutama di kala pandemi ini.

“Penyelenggaraan Tawur Kesanga ini diharapkan bermakna spiritual dan ritual buat seluruh umat hidup untuk lebih mendekatkan diri kepada sumber kehidupan. Prosesi ini bisa menjadi momentum pengingat, betapa lemahnya kita terhadap alam. Pandemi ini ternyata bisa melumpuhkan seluruh aktivitas kegiatan kita. Semoga melalui prosesi ini, kita lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan,” ucapnya.(rls)

Leave a Reply