Yogyakarta, Koran Jogja – Gunung Merapi dinyatakan telah memasuki masa erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Erupsi ini disebut erupsi efusif yaitu erupsi dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran lava, dan awanpanas guguran.
Pada tanggal 27 Januari 2021 terjadi 52 kali awanpanas guguran yang meluncur ke arah barat daya yaitu di hulu Kali Krasak dan Boyong. Hingga saat ini, awanpanas guguran telah terjadi sebanyak 96 kali dengan jarak luncur terjauh 3,5 km.
Dalam keterangan tertulisnya, BPPTKG terus memantau aktivitas pertumbuhan kubah lava 2021 yang saat ini berada di Lava 1997. Volume kubah lava mencapai 157.000 m3 pada tanggal 25 Januari 2021.
Pada tanggal 28 Januari 2021, volume kubah lava menurun menjadi sebesar 62.000 m3 atau berkurang sebanyak 82.000 m3 akibat aktivitas guguran dan awanpanas.
Pasca kejadian awanpanas tanggal 27 Januari 2021, laju pertumbuhan kubah lava 2021 tercatat sebesar 4.000-5.000 m3/hari. Laju pertumbuhan kubah lava ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yaitu sebesar 20.000 m3/hari.
Berdasarkan hasil pemantauan kubah lava 2021 ini, BPPTKG menyatakan belum terjadi perubahan ancaman bahaya.
Potensi bahaya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Letusan eksplosif juga masih berpotensi terjadi dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.