Yogyakarta, Koran Jogja – Menyambut Hari Ibu, Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko menghadirkan budayawan untuk bercerita mengenai kisah-kisah yang termuat di relief-relief Candi Borobudur. Ada dua dari 70 cerita yang dibawahkan.
Bertempat di Taman Pintar Kota Yogyakarta, Produk Analis Taman Wisata Candi (TWC) Dewayani Retno Indarti menerangkan kegiatan bertujuan mengajak mengajak masyarakat memahami kisah-kisah di relief Candi Borobudur dari berbagai sisi kelimuan.
“Kali ini kami mengajak masyarakat menikmati cerita itu lewat seni. Dua cerita yang dibawahkan yaitu ‘Maddri Vishvantara’ dan ‘Romansa Manohara Sudhana’,” katanya, Rabu (22/12).
Dewayani menjelaskan relief pada Candi Borobudur selain memiliki kisah-kisah yang menarik.
Juga terdapat berbagai nilai-nilai dan pesan kehidupan yang ditransferkan oleh nenek moyang.
“Candi terbesar ini ibarat sebuah perpustakaan raksasa yang menjadi sumber literasi nilai-nilai kehidupan. Cerita lewat dongeng, ini akan semakin memperkaya sudut pandang bagi Borobudur,” lanjutnya.
Mendongeng menurutnya juga bisa digunakan sebagai daya tarik bagi wisatawan yang memilih mendapatkan pengetahuan dari cerita dibandingkan membaca. Itu semakin memperkuat bahwa Candi Borobudur itu seperti perpustakaan yang kaya.
Bercerita dengan media wayang kulit, budayawan Bambang Eka Prasetya membawakan cerita ‘Romansa Manohara Sudhana’. Menurutnya relief-relief di Candi Borobudur merupakan perwujudan nyata karya sastra klasik abad 1-5.
“Penceritaan naratif relief di Borobudur didominasi pendapat atau penelitian relief tanpa membandingkan dengan karya sastra klasik. Saya ingin memberi sudut pandang melihat relief Borobudur dari sisi lain,” katanya.
Ketua Penyelenggaran M Boy Rifai menyatakan kegiatan itu dihelat selama beberapa hari di Taman Pintar dengan menghadirkan sejumlah seniman dan budayawan. Pengunjung anak-anak dikenalkan dengan berbagai nilai budaya nusantara. (Set)