Bantul, Koran Jogja – Forum Peduli Demokrasi (FopDek) Bantul meminta kalangan guru tidak diajak terlibat dalam konstelasi pilkada dan tetap menjaga netralitas. Siapapun yang nantinya memimpin Bantul, kalangan guru honorer meminta adanya perhatian lebih pada nasib mereka.
Pernyataan ini disampaikan FopDek Bantul Rohadi Winarta untuk menyikapi rencana peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke-75 di Bantul yang akan diselenggarakan pada Rabu (25/11).
“Usai apel bendera di masing-masing sekolah, kalangan guru diminta bergabung melalui aplikasi virtual untuk bersama-sama mendengarkan arahan dari Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bantul,” katanya, Senin (23/11) siang di Tembo, Sewon.
Yang menjadi perhatian FopDek, sebagai Ketua PGRI Bantul, Totok Sudarto juga maju sebagai calon Wakil Bupati di Pilkada 2020 mendampingi calon incumbent Suharsono.
Kondisi inilah yang dikuatirkan nantinya akan menjadi ajang kampanye dan konsolidasi dukungan suara terutama dari kalangan guru. FopDek berjanji bakal mengawal kegiatan virtual itu agar peringatan hari sacral bagi guru ini malah melahirkan ketidaknetralan.
“Kita tidak ingin guru dilibatkan dalam pilkada karena mereka adalah tenaga pendidik yang harus netral. Jangan sampai jual beli suara ini menjauhkan proses partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi,” ucap Rohadi.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se – SMK Bantul, Temu Panggih Rahardjo berharap dalam konstelasi pilkada ini guru baik ASN maupun honorer jangan pernah dilibatkan dalam politik.
“Jangan sampailah ada upaya atau mencoba mempengaruhi dalam ketelerbibatan di Pilkada kabupaten Bantul. Ini sebuah permohonan. Jangan sampai peringatan HGN ke-75 di bawah ke kampanye Pilkada Bantul,” katanya.
Temu menegaskan seharusnya guru diberi diberi penghargaan, dengan terus meningkatkan profesionalisme guru. Jangan digoda biarlah guru seperti sekarang ini dalam menjaga netralitas.(set)