Sleman, Koran Jogja – Gunung Merapi teramati mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak 10 kali dengan jarak luncur maksimal 1,8 kilometer ke arah barat daya pada Senin (30/5).
Laporan pemantauan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan aktivitas itu tercatat pada periode pengamatan pukul 00.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB.
Secara visual, Gunung Merapi terlihat dengan jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 10-20 m di atas puncak kawah.
BPPTKG juga mencatat terjadi 20 kali gempa hybrid dengan amplitudo 3-19 mm, dan durasi 27,7 sampai 130,7 detik.
Kemudian juga 2 kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 4-12 mm, S-P 0.4-0.5 detik, dan durasi 5-6.2 detik.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan serta barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kiloemter.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu juga mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (*)