Senin, 28 April 2025
Koran Jogja

Batik Khas Bantul: Motif Kuda Sembrani dan Batik Samudra yang Terus Dilestarikan

Batik Khas Bantul: Motif Kuda Sembrani dan Batik Samudra yang Terus Dilestarikan. (Bantulkab)
Batik Khas Bantul: Motif Kuda Sembrani dan Batik Samudra yang Terus Dilestarikan. (Bantulkab)

Koran Jogja, Bantul – Sakirah, perempuan asal Gadingsari, Sanden, Bantul merupakan seorang pengrajin Batik Kuda Sembrani yang sampai saat ini masih eksis.

Batik Kuda Sembrani merupakan salah satu batik khas asal Sanden, Bantul. Sakirah merupakan salah satu pelestari motif batik ini.

Dia mengatakan, awal mula munculnya batik ini dari salah satu kesenian tradisional Jathilan, yakni Jathilan Jaran Sembrani yang dilestarikan di daerah Sanden, Bantul.

Dalam pengembangan batik ini, ada peran dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dalam memberikan bantuan. Kalangan akademisi itu memberi pelatihan sekaligus alat membatik.

“Batik Sembrani ini motifnya Kuda Sembrani. Hanya ada di sini,” katanya dilansir dari laman Bantulkab, Kamis (9/1).

Sakirah mengungkapkan dalam proses pembuatannya, untuk satu kain membutuhkan waktu sekitar tiga hari.

“Proses pembuatan satu kain batik bisa sampai tiga hari. Sebab gambarnya yang langka,” kata Sakirah.

Kemudian untuk pengrajin batik Samudra yakni Sumiati mengatakan adanya motif batik ini karena terinspirasi kondisi alam sekitar yang dekat dengan laut.

Motif batik Samudra ini menggambar mengenai keindahan laut lepas dengan ombak, kapal, hingga ikan.

Sumiati mengaku, dirinya dan suaminya dulunya kerja di butik. Kemudian keduanya mendapatkan inspirasi membuat motif batik itu, karena tempat tinggalnya dekat dengan laut.

“Daerah kami itu dekat dengan laut. Jadi kami terinspirasi membuat motif batik yang identik dengan laut,” katanya.

Penjualan Batik Samudra dan Batik Kuda Sembrani ini mengalami perkembangan. Sumiati mengaku omzet bulanan saat ini sudah mencapai sekitar Rp 5 juta sampai Rp 6 juta.

“Dalam proses produksi, kendalanya saat cuaca hujan. Tempat pewarnaan harus di lokasi yang sejuk dan anginnya tidak banyak,” katanya.

Pemasaran dari batik yang dihasilkan pengrajin lokal ini memalui media sosial. Harganya bervariasi, yakni mulai Rp 50 ribu sampai Rp 400 ribu.

Dua pengrajin batik ini pun berharap supaya batik dengan motif Kuda Sembrani dan Samudra ini bisa semakin dikenal masyarakat luas. (*)

Baca artikel lainnya:

Leave a Reply